Blogger Widgets
Happy Cute Box Dog

Rabu, 20 Agustus 2014

Cerpen cinta-Kabut di tepi jalan

            
               Awan mendung sangat sempurna melingkupi seluru atmosfer kota. Sejuk memang rasanya, tapi aku berani bertaruh jika suhu ini turun sekitar tujuh atau delapan derajat lagi, pasti aku sudah menggigil kedinginan. Kulirik jam perak mungil ditanganku, jam perak indah ini selalu mengingatkanku pada perpisahan. Jarum panjangnya tepat berada di pukul dua belas begitu pula jarum pendeknya. Seraya menghangatkan diri, ku teguk kopi moccaku yang tinggal seperempat gelas itu sampai habis. Lalu kupanggil pelayan dan ku acungkan satu jari ku kepadanya. Ia mengangguk tanda mengerti.
            Cuaca mendung ini benar-benar telah mebuat kelabu hatiku. Kulayangkan pandanganku keluar menembus jendela kaca, jalan dan berlabuh disebuah bangku besi berwana putih yang terletak di trotor jalan. Bangku itu tetap sama seperti yang kujumpai tiga musim dingin lalu.
            Kopiku datang, kuletakkan beberapa lembar dolar di bakinya. Pelayan wanita itu tersenyum dan berbalik memunggungiku dan menjauh. Ku teguk sedikit kopiku lalu kebenarkan syal rajut putihku dan kupakai topi rajut biru mudaku. Aku berdiri bergegas melangkah keluar menembus kebekuan yang mulai mendekapku.
(^3 (-_-)”
Kulirik jam perak mungil ditanganku. Jarum panjangnya tepat berada di pukul dua belas begitu pula jarum pendeknya. Seraya menghangatkan diri, ku teguk kopi moccaku yang tinggal seperempat gelas itu sampai habis. Lalu kupanggil pelayan dan ku acungkan satu jari ku kepadanya. Ia mengangguk tanda mengerti.
            Cuaca mendungi ini benar-benar telah mebuat kelabu hatiku. Kulayangkan pandanganku keluar menembus jendela kaca, jalan dan berlabuh disebuah bangku besi berwana putih yang terletak di trotor jalan. pria itu telah duduk disana sekitar Sembilan puluh menit yang lalu. Ia memakai sweater berwarna biru dongker, bersyal putih dengan topi rajut berwarna biru muda. Ditangannya tergenggam sebuah kotak berukuran mini berwarnakan merah dengan pita perak yang melayang-layang diterpa angin. Dapatku tanggkap gelisa dimatanya namun tidak dengan tingkahnya. Ia tetap sabar menanti. 
            Kopiku datang, kuletakan beberapa lembar dolar di bakinya. Pelayan wanita itu tersenyum dan berbalik memunggungiku dan menjauh. Ku teguk sedikit kopiku, malas sekali rasanya aku keluar, bertemu dengan seseorang yang sedang duduk dibangku tepi jalan itu. Dinginnya dekapan cuaca belum mampu melelehkan amarahku. Aku kesal sekali karena ia tiba-tiba saja membatalkan janji untuk pergi menonton denganku tanpa alasan yang jelas, lalu semudah itu saja mengiba-iba meminta maaf.
Aku termenung kembali. “Argghtt,, help,, help,, ada perampok disini.” Aku mendengar teriakan dan kegaduhan dari luar.
Aku terkaget, dengan spontan menoleh dan terbeku atas apa yang terjadi. Sepersekian detik rasanya aku telah kehilangan nyawaku. Lalu kebenarkan syal dan ku pakai topi rajut biru mudaku. Aku berdiri bergegas melangkah keluar menembus kebekuan yang mulai mendekapku dan kudapati kekasih tercintaku telah terkapar mati. 

 Cerpen ini di tulis oleh Dini Indah Pratiwi. Minggu, 15 Desember 2013

File terdelet- tenang, ada Recycle Bin



“Oh My God, dokumen penting ku terhapus. Besok tuh tugas harus dikumpul gimana nih.."

“Ya amplop tenang aja frends, selama recycle bin lu blum lu empety, lu selamat..”

“kok bisa ??? hiks..”

“nih gue ajarin cara mengembalikannya..hahaha”

  • buka recycle bin kalian, itu tuh yang icon ny kayak gelas.
  •  
  • klik file yang ingin terhapus dan ingin dikembalikan >klik restore
  •  
  • Nah sekarang filenya sudah ada lagi ditempat kalian menyimpannya.
    Bersihkan recycle bin secara teratur agar ketika ada file yang terhapus secara tidak sengaja mudah dicari.