Blogger Widgets
Happy Cute Box Dog

Rabu, 10 September 2014

Lirik lagu ost. iklan Close-up : Titanium



          “Eh, apa sih judul lagu yang… amburegul, Emeseyu, bahrelway….bahrelway??”
Kikikikikikkk…
Nah… pasti deh ketawa geli kalau liat statement di atas. Frends, tahukan.....tuh lagu ost-nya iklan pasta gigi.  Yaps, tuh lagu lagi booming banget sekarang. Banyak banget yang nyari. Mulai nyari lirik beneran sampe lirik plesetanya.
MinMut kali ini bakalan ngasih persembahan lirik aslinya aja yah,,, untuk plesetannya cari aja sendiri… oke… Oh, iya hamper lupa. Udah tahu belum siapa yang nyanyi? Trus apa coba judulnya?
Haaaahhhaa.. nih liat aja sendiri.

Titanium
David Guetta feat Sia
Sia:
You shout it out
Kau berteriak kencang
But I can't hear a word you say
Tapi tak kudengar kata-katamu
I'm talking loud, not saying much
Aku bicara keras, tak banyak artinya
I'm criticized
Aku dikecam
But all your bullets ricochet
Tapi semua pelurumu memantul
You shoot me down
Kau tembaki aku
But I get up
Tapi aku bangkit

CHORUS:
I'm bulletproof, nothing to lose
Aku anti peluru, tak ruginya
Fire away, Fire away
Kecamlah
Ricochet, you take your aim
Memantul, arahkan ke sasaranmu
Fire away, fire away
Kecamlah

*You shoot me down
Kau tembaki aku
But I won't fall
Tapi aku takkan jatuh
I am titanium
Aku titanium
(ulangi*)

Cut me down
Jatuhkanlah aku
But it's you who have further to fall
Tapi engkaulah yang akan terjatuh
Ghost town and haunted love
Kota hantu dan cinta berhantu
Raise your voice, sticks and stones may break my bones
Tinggikan suaramu, tongkat dan batu mungkin hancurkan tulangku
I'm talking loud, not saying much
Aku bicara keras, tak banyak artinya

CHORUS

I am titanium, I am titanium
Aku titanium

Stone-hard, machine gun
Sekeras batu, senapan mesin
Firing at the ones who run
Menembak pada mereka yang lari
Stone-hard, those bulletproof glass
Sekeras batu, kaca anti peluru itu

** You shoot me down
Kau tembaki aku
But I won't fall
Tapi aku takkan jatuh
I am titanium
Aku titanium
(ulangi** 4x)

I am titanium
Aku titanium

Selasa, 09 September 2014

Kurikulum 2013: Menekankan Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan

Dalam dunia pendidikan, kata kurikulum bukanlah sesuatu yang asing. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 19 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Dari masa  ke masa, dunia pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa kurikulum, mulai dari kurikulum 1947 sampai dengan sekarang Kurikulum 2013. Beberapa kurikulum tersebut yaitu, Kurikulum 1947 atau disebut rentjana pelajaran 1947, Kurikulum 1952 atau disebut Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964 atau disebut Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Suplemen Kurikulum 1999, Tahun 2004 – Kurikulum Berbasis Kompetensi, Tahun 2006 – Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan yamg terbaru yaitu Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 adalah langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Kurikulum 2013 mulai di implementasikan pada Juni 2013 untuk kelas I dan IV SD, kelas VII SMP, serta kelas X SMA. Pada Juni 2014 diharapkan telah terlaksana untuk kelas I,II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Pada Juni 2015 sudah di implementasikan untuk semua jenjang pendidikan.

Sebagaimana telah dikemukakan pada definisi Kurikulum 2013 di atas, Kurikulum 2013 mencangkup tiga kompetensi antara lain, kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Dari ke tiga kompetensi tersebut lantas timbul pertanyaan mengapa yang diutamakan adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu?  Bukankah pada KTSP juga telah ditekankan? Lantas apa bedanya? Mengapa tidak lagi menonjolkan pengetahuan seperti kebanyakan kurikulum era 90-an? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu fenomena negatif yang terjadi di masyarakat Indonesia dan urgensi dari kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 

Pertama, kompetensi sikap.
      “Dua pelajar SMA di wilayah Kecamatan Benowo, Surabaya, ditangkap polisi seusai mengikuti ujian nasional (UN), Rabu (16/4/2014). Keduanya diduga terlibat aksi penjualan kunci jawaban UN. Modus yang dilakukan dua pelajar tersebut adalah melakukan komunikasi dunia maya dengan salah seorang yang menawarkan isi jawaban UN tingkat SMA.  Setelah kesepakatan dicapai, jawaban tersebut dikirim melalui e-mail oleh orang yang belum diketahui identitasnya tersebut. Selanjutnya, jawaban ini diunduh oleh pelaku, lalu dicetak dan diperbanyak untuk dijual kepada teman-teman sekolahnya.  Aksi itu ternyata menyebar dari mulut ke mulut, dan sampai ke telinga polisi. "Jawaban itu dijual Rp 150.000 per paket. Belum diketahui berapa yang laku karena masih dalam pemeriksaan," kata Kepala Satreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman.” (Kompas, 16 April 2014)

Menilik fenomena negatif yang mengemuka di masyarakat Indonesia sekarang seperti kecurangan saat ujian, perkelahian antar pelajar, korupsi, narkoba dan sebagainya tentu akan timbul petanyaan, bagaimana Indonesia kedepan? Kemerosotan nilai-nilai moral telah menjadi semacam lampu merah bagi semua lembaga pendidikan, orang tua, negara, dan lembaga masyarakat lainnya. 

Dunia pendidikan mengetahui kemendesakan perlunya kembali pada pendidikan karakter di sekolah untuk membentuk watak dan kerpribadian siswa. Pendidikan karakter sebenarnya telah menjadi perhatian pemerintah semenjak tahun 1947 dan mulai berkurang perhatiannya semenjak Kurikulum 1994 yang super padat. 

Pendidikan karakter atau sikap sangat penting. Dalam bukunya, Doni Koesoma menuliskan pendidikan karakter memililki fungsi yang sangat strategis dan efektif dalam proses perubahan sosial di masyarakat jika dikerjakan secara terencana…..Dalam masyarakat yang mulai hilang nilai-nilai dan moralitas, pendidikan sikap adalah momentum yang tepat untuk bangkit (2007: 132-133).

“Plato menekankan pentingnya pengalaman masa dini dalam pembentukan karakter, akan tetapi ia juga menyatakan bahwa pengalaman dikemudian hari juga dapat mengubah karakter” (Santrock, 2003: 9). Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa aspek sikap merupakan suatu hal yang sangat perlu mendapat perhatian secara lebih luas karena dari dunia pendidikan inilah tempat anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunnya, sehingga sangat diharapkan pendidikan sikap atau karakter mampu membentengi diri anak dari kuatnya arus globalisasi. Dengan pendidikan sikap ini diharapkan kecerdasan emosional anak mampu tumbuh selaras dengan kecerdasan intelektualnya.

Kedua kompetensi pengetahuan.
“Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan dan harapan-harapan.” (Maryati dan Suryawati, 2006: 123) Pengetahuan didapat seseorang melalui pengalaman, intusi, logika, wahyu, atau kegiatan mencoba-coba (trial dan error). Pengetahuan yang dimaksudkan disini lebih menjurus kepada pemahaman siswa dalam belajar. “Pemahaman adalah keterampilan intelektual yang menunjukan pengetahuan tentang apa yang “dikatakan” oleh bentuk verbal, gambar dan symbol” (Ratih, 2008: 74)

Pentingnya pengetahuan bagi kehidupan sangatlah besar. Saat manusia telah mampu mengembangkan apa yang dipikirkannya, manusia akan mampu mengembangkan pengetahuan. Manusia mengembangkan pengetahuan karena tidak sekedar untuk melangsungkan kehidupannya akan tetapi dengan adanya pengetahuan akan mampu membuat manusia mengatasi permasalahan yang hadir dalam hidupnya. Pemahaman yang tinggi akan membuat manusia menemukan kebenaran-kebenaran yang baru. Artinya di dalam hidupnya, manusia mempunyai tujuan yang lebih dari hanya sekadar hidup. Tujuan inilah yang membuat manusia akan terus mengembangkan pengetahuannya yang mana pengetahuan akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang istimewa. Dalam bukunya Koentjaraningrat mengemukakan ada tujuh unsur kebudayaan dimana salah satunya adalah sistem pengetahuan (2009:165). Pengetahuan mampu membangun sebuah kebudayaan dan sebuah kebudayaan yang baik akan menghasilkan sebuah peradaban maju. 

Sebagaimana telah di katakan diatas Kurikulum 2013 mengharapkan siswa tidak hanya terpaku dalam pengahafalan teori, tetapi diharapkan mampu mempraktekannya atau mengaplikasikannya agar diperoleh pengetahuan yang banyak sehingga mutu pendidikan menjadi baik karena “Programme for International Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains” (Tempo, 6 Desember 2013)

Pengalaman langsung, observasi, partisipasi bahkan demonstrasi akan membuat siswa lebih optimal dalam mencapai pembelajarannya. Pembelajaran yang optimal akan menghasilkan banyak pula pengetahuan. Ini akan sangat berbeda ketika seorang siswa hanya memperoleh pengetahuan dari buku atau sekedar mendengarkan saja ceramah gurunya. Seperti contoh dalam pelajaran Sejarah, banyak siswa yang mampu mengahapal apa saja peninggalan-peninggalan masa pra-sejarah di Indonesia, Akan tetapi ketika mereka akan menunjukan langsung ke lapangan,banyak diantara siswa masih belum mampu menunjukan benda-benda tersebut dikarenakan mereka belum pernah melihat atau mengunjunginya secara langsung.

Ketiga, kompetensi keterampilan
Kata keterampilan sering sekali disalah artikan oleh sebagian orang. Banyak orang yang mengasosiasikan keterampilan dengan kemampuan atau keterampilan fisik atau gerak (motorik). Seperti contoh seseorang yang ahli menguasai panggung saat berpidato sering dikatakan dengan pandai berpidato, sedangkan seseorang yang pandai mebuat kue disebut terampil membuat kue padahal keterampilan hidup sangat luas, meliputi seluruh dimensi perkembangan manusia (Sunarti dan Purwani, 2005: 23)

Mengapa keterampilan itu penting dalam aspek kompetensi Kurikulum 2013? Keterampilan yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 adalah keterampilan yang sangat luas yaitu keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuannya. Seseorang yang punya Pengetahuan yang luas belum tentu mempunyai keterampilan dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu mengapa dalam Kurikulum 2013 selain aspek pengetahuan, aspek keterampilan juga perlu ditonjolkan lagi. Agar para siswa bukan hanya sekedar hapal namun paham. Contoh dalam pelajaran Kesenian dan Keterampilan seringkali para siswa diajarkan bagaimana cara menyulam atau membatik, tetapi yang diajarkan hanya sekedar teori bukan praktek sehingga mereka hanya sekedar mengetahui tetapi tidak terampil. Contoh lain ketika pelajaran Bahasa Inggris, siswa diajarkan semua tentang teori, misalnya saya ambil contoh materi Simple Past Tense ataupun Simple Present Tense. Rata-rata hampir seluruh siswa mampu menghapal rumusnya dengan baik akan tetapi karena kurangnya praktik sehingga tidak mampu berkembangnya keterampilan berbicara pada diri anak didik.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan mengapa aspek yang digalakan pada Kurikulum 2013 ini menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap karena keterampilan dan pengetahuan memegang peranan yang sangat besar untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kualitas, keterampilan tanpa pengetahuan tidak akan mencapai hasil yang optimal begitu sebaliknya.

Untuk mencapai kualitas yang terbaik keterampilan dan pengetahuan perlu diiringi oleh pendidikan sikap agar para pemuda dan pemudi negeri ini tidak hanya cerdas secara intelektual melainkan juga cerdas secara emosional serta memiliki keterampilan sehingga mampu menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari dunia luar.

Sumber Kutipan
Faizal, Ahmad. 2014. Jual Kunci Jawaban Rp 150.000, Dua Peserta UN Ditangkap. Kompas 16 April 2014
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rieneka Cipta
Koesoma, Doni. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta : Grasindo
Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2006. Sosiologi. Jakarta: Esis
Ramelan, Ratih. (2008). “Bahasa dan Kognisi”. Wacana Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Vol.10, 74.
Santrock, W Jhon. 2003. Adolescense Perkembangan Remaja. Jakarta: Gramedia
Sari, Rizki Puspita. 2006. Mutu Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia. Tempo 06 Desember 2013
Sunarti, Euis & Rulli Purwani. 2005. Ajarkan Anak Keterampilan Sejak Dini. Jakarta: Elex Media Kumputindo

Catatan!!!
tulisan ini disarankan hanya untuk dibaca sebagai referensi karena sebagian isinya belum dipastikan keabsahanya. Jika untuk penulisan makalah artikel dan sebagainya, ya....boleh juga deh, di copy (tidak terlalu saya sarankan) dengan syarat mutlak, mencantumkan sumber. Bagi teman-teman sekalian yang ingin memberi kritik, saran, dan masukan silahkan tinggalkan oleh-olehnya di kolom komentar ya… terimakasih telah berkunjung…



Senin, 01 September 2014

Cara Mudah mengganti background blog di Blogger



latar belakang atau background dari sebuah blog kadang-kadang penting juga diatur dan dipilih2. Loh kok kadang2 min ? eh iy, knapa kadang2 yak.. ah lupain deh… intinya jangan sampe background blog kita terlaru runyam karena terlalu banyak motif atau warna. Kan sedih tuh kalau ada pengunjung*satu2nya pula.. yang datang trus jadi kabur gara-gara tuh background kita nyakitin mata. Bisa-bisa isi blog kita yang sudah bagus banget jadi ngak di baca orang nih. Nah supaya tuh background lu bisa mencerminkan diri mu yang sebenarnya* haduhh bahasanya. yuk pilih-pilih background dulu. Nih cara nya…

1.     Silahkan masuk ke dashboard blogspot

2.     Pilih menu Template

3.     Pilih sesuaikan


4.     Pilih latar belakang


5.     Klik pada bagian gambar latar belakang akan muncul kotak pop up dan silahkan pilih gambar desain yang teman2 senangi
 


Kalau masih ada juga yang belum pas di hati, Teman2 juga bisa mengunggah gambar yang tersimpan di komputer teman2 dengan cara klik unggah gambar > pilih file> open> jika sudah klik selesai.