Pengertian sejarah
1.Asal Usul Istilah Sejarah
Secara
etimologi kata sejarah memiliki akar kata dari bahasa Arab,syajarah,yaitu dari kata
syajaratun
yang artinya pohon. . Istilah syajarah
diserap oleh bahasa-bahasa lain menjadi historia (Latin), history (Inggris),
histoire (Perancis), geschiedenis (Belanda), dan lain-lain. Kata syajarah yang
telah berubah menjadi sejarah masuk ke dalam perbendaharaan bahasa Indonesia
melalui bahasa Melayu.Makna kata pohon,pada masa lalu selalu di hubungkan
dengan keturunan,atau asal usul keluarga raja atau dinasti tertentu.Apabila
kita melihat gambaran silsilah raja-raja atau dinasti gambaran itu akan
terlihat seperti pohon yang terbalik.Cerita tentang silsilah ini merupakan elemen utama dalam kisah sejarah
pada masa awal.Seiring dengan perkembangan zaman,cerita yang disajikan sebagai
sejarah tidak hanya kisah kehidupan istana saja,tetapi juga kisah dari luar
istana.Meskipun begitu,istilah yang digunakan tetap sejarah.
Sejarah dalam Pandangan
Para Tokoh
J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah
dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
W.H. Walsh
Sejarah itu
menitik beratkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia.
Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di
masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah
diperbuat oleh manusia.
Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah
adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau
beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis
seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan
perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah
proses masa depan.
Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun
atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan
kenyataan.
Ibnu Khaldun (1332-1406)
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang
masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat
masyarakat itu.
Moh. Ali
Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah
Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
1. Jumlah
perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
2. Cerita tentang perubahan-perubahan,
kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar
kita.
3. Ilmu yang
bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar
kita.
Kuntowijoyo
Sejarah menyuguhkan fakta secara
diakronois,ideografis,unik,dan empiris.
Dari beberapa
uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi
pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia,
peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
Peristiwa yang abadi
Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap
dikenang sepanjang masa.
Peristiwa yang unik
Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak
pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
Peristiwa yang penting
Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan
kehidupan orang banyak.
Fungsi atau tujuan Sejarah
Fungsi Intrinsik
Sejarah sebagai ilmu
Orang yang mempelajari sejarah secara kritis atau menulis sejarah secara ilmiah akan meningkatkan daya nalar.Hal ini disebabkan kedudukan sebagai ilmu sejarah dapat menjelaskan latar belakang terjadinya suatu peristiwa.Dari sejarah kita dapat memahami bahwa penyabab terjadinya suatu peristiwa tidak hanya satu faktor,tetapi beberapa faktor yang saling berkaitan.Dengan demikian,sejarah mendidik pembacanya untuk berfikir multidimensional.Dalam kedudukannya sebagai ilmu sejarah bersifat terbuka.Artinya,siapa saja dapat mengaku sebagai sejarawan secarah sah asal hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai ilmu.
Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau.
Sebelum mengenal sejarah,untuk mengetahui masa lalu
orang biasa menggunakan mitos.Mitos bersal dari kata Yunani,mythos yang berarti
dongeng. Namun sejarah berbeda dengan mitos.mitos mengabaikan peran dan
kebeeradaan waktu.Mitos lebih berfungsi untuk membuat untuk membuat masa lalu
lebih bermakna dengan memusatkan pada bagian-bagian masa lampau yang mempunyai
sifat tetap dan berlaku secara umum.
Sementara sejarah ialah ilmu yang sangat membutuhkan
setting waktu.Dalam waktu terjadi empat hal,yaitu perkembangan,kesinambungan,pengulangan
dan perubahan.Setelah mengenal tulisan orang kemudian memahami masa lalu dengan
menggunakan sejarah.Sejarah dianggap sebagai alat yang tepat dan rasional utuk
membuka dan menghadirkan kembali masa lalu.Mitos memang bisa digunakan untuk
memperkaya tulisan sejarah,tetapi sejarahwanharus sangat hati-hati dan teliti
mengambil fakta di dalamnya.
Sejarah sebagai pernyataan pendapat
Sejarah sering digunakan sebagai media untuk menyatakan pendapat.Ketika menyatakan pendapat ada dua dasar yang dupakai orang,yaitu konsensus dan konflik.
Sejarah sebagai pernyataan pendapat
Sejarah sering digunakan sebagai media untuk menyatakan pendapat.Ketika menyatakan pendapat ada dua dasar yang dupakai orang,yaitu konsensus dan konflik.
Sejarah sebagai profesi
Sejarah bisa digunakan untuk membekali seseorang dengan serangkai keahlian dan profesi.Alumni progran studi sejarah diharapkan bisa mengisi berbagai macam formasi yang terdapat di instansi dan lembaga atau lembaga baik milik pemerintahan maupun swasta.Alumni Sejarah bisa menjadi pegawai di dinas purbakala,museum,balai kajian sejarah,peneliti sejarah,guru,atau dosen.
FUNGSI EKSTRINSIK
Sejarah bisa digunakan untuk membekali seseorang dengan serangkai keahlian dan profesi.Alumni progran studi sejarah diharapkan bisa mengisi berbagai macam formasi yang terdapat di instansi dan lembaga atau lembaga baik milik pemerintahan maupun swasta.Alumni Sejarah bisa menjadi pegawai di dinas purbakala,museum,balai kajian sejarah,peneliti sejarah,guru,atau dosen.
FUNGSI EKSTRINSIK
A. Sebagai pendidikan penalaran
Belajar sejarah
itu perlu berpikir, perlu logika. Sejarah harus dilihat dalam hubungan
sebab-akibat (kausalitas) yang ada dalam setiap peristiwa sejarah. Ibaratkan
pepatah “ada asap ada api”, “ada gula ada semut”, sejarah selalu mendorong
peneliti dan pembacanya untuk menemukan sebab dari sebuah peristiwa. Hal ini
menyebabkan belajar sejarah harus membuat orang berpikir plurikausal
(pluri=banyak; kausal=sebab).
Dengan belajar
sejarah, secara tidak langsung kita juga akan kritis dalam memandang segala
sesuatu. Oleh sebab itu sejarah dapat dikatakan, secara tidak langsung menjadi
pendidikan penalaran (nalar=berpikir dengan kaidah yang benar).
Alasan ini pula
yang mengidentikkan belajar sejarah dengan kebijaksanaan dan menjadi kuliah
wajib bagi para keluarga bangsawan di Inggris. Tokoh-tokoh besar seperti
Soekarno, Hatta, Syahrir, Jawaharlal Nehru, Mahatma Gandhi, F.D. Roosevelt,
Winston Churchil, Kennedy dan banyak tokoh besar lainnya adalah pencinta
sejarah. Jika suatu saat kalian nanti menjadi tokoh besar, ingatlah perkataan saya
“sejarah itu penting dan berguna”, dan buktikan apa saya benar atau salah.
B. Sebagai pendidikan politik
Ada pernyatan
umum yang mengatakan, sejarah itu adalah sejarah tentang politik. Sejarah
banyak sekali membahas mengenai sejarah politik, bahkan selama ini sejarah
selalu identik dengan politik. Dari jaman suku-suku kecil, kerajaan-kerajaan,
hingga terbentuknya negara modern, semua dipelajari dalam sejarah. Para
politikus dan organisasi-organisasi massa belajar sejarah untuk mengkaji
kebijakan-kebijakan di masa lalu. Misalnya kebijakan ekonomi harus melihat
sejarah perekonomian suatu bangsa, sehingga kegagalan-kegagalan dapat
diminimalisir.
Dalam hal ini,
sejarah secara tidak langsung juga menjadikan pembacanya, penelitinya mengerti
tentang politik, sejarah menjadi pendidikan politik.
C. Sebagai pendidikan perubahan
Bagaimana
perkembangan (sejarah) hidupmu? Yah, kamu dulu hanya bayi kecil yang bergantung
pada ibu, lalu kamu remaja, dewasa, dan nantinya tua juga. Sejarah juga belajar
tentang perkembangan tersebut, dari awal dulu, hingga sekarang, dan ternyata
dunia selalu berubah. Belajar sejarah, berarti juga belajar untuk berubah,
belajar untuk bergerak, dan melakukan pembaharuan.
Sejarah tidak
hanya mempelajari masa lalu untuk kepentingan masa lalu saja. Sejarah sebagai
kisah nyata pengalaman hidup manusia dapat digunakan untuk memprediksi dan
mengantisipasi kejadian berikutnya/masa depan yang memiliki kecenderungan yang
sama. Sehingga secara tidak langsung, sejarah mengajak kita untuk “Berubah!”,
memperbaiki yang kurang, dan meningkatkan yang lebih. Mari kita berubah!
D. Nilai-nilai universal
a. Nilai Ilmu
Pengetahuan
Banyak contoh
sejarawan bukanlah orang yang memang terdidik untuk menjadi sejarawan, tetapi
penulis sejarah dapat datang dari mana saja. Sejarah merupakan ilmu yang
terbuka. Kenyataannya sejarah banyak mengunakan bahasa sehari-hari, keterbukaan
itulah membuat siapa saja dapat memperoleh dan mengambil ilmu pengetahuan dari
sejarah.
b. Nilai
Kerjasama
Ilmu Sejarah
merupakan ilmu yang tidak dapat berdiri sendiri ia perlu ilmu-ilmu lain untuk
menyempurnakan hasil kajiannya agar dapat diterima dan mudah dipahami. Dari
penjelasan tersebut ternyata untuk ilmu-ilmu pengetahuan yang ada tidak dapat
berdiri sendiri, harus ada kerjasama antara ilmu-ilmu.
TEORI SEJARAH
1.Pandangan Sejarah Menurut Hukum Fatum
Hukum fatum
dalam diri manusia bersumber dari alam pikiran yunani. Manusia pada dasarnya
sama dengan jagad raya, alam.
Manusia
disebut mikro-cosmos (alam kecil), jagad raya disebut makro-cosmos (alam raya).
Baik alam raya maupun alam kecil tunduk pada suatu hukum yang dinamakan hukum
alam yang telah ditetapkan yakni nasib/fatum. Perjalanan hidup matahari,
bintang, manusia dan sebagainya, tidak menyimpang dari jalan/lingkaran yang
ditentukan oleh nasib/fatum.
Pandangan
sejarah menurut hukum fatum di indonesia disebut cakra-manggiling (roda
berputar). Manusia menurut cakra-manggiling tidak dapat melepaskan diri dari
cakram (roda) yang berputar terus menerus itu. Nasib manusia telah ditentukan ,
bergerak naik turun sesuai gerak irama cakram makro-cosmos dan mikro-cosmos.
Tidak perlu
lagi memikirkan kejadian apa yang menimpanya karena telah dikodratkan. Masa
yang sekarang perlu dinikmati sepuas-puasnya, bergembira dengan ketentuan
nasib.
2.Pandangan Sejarah Zaman Pertengahan (Menurut
Santo Agustinus)
Santo Agustinus, menulis pandangannya tentang
sejarah dalam karyanya yang tekenal Civitas Dei (kerajaan tuhan). Dalam bukunya
mengatakan bahwa sejarah adalah epos perjuangan antara dua unsur yang saling bertentangan,
yakni yang baik dan yang jahat atau civitas dei dengan civitas diaboli (diaboli
= setan, iblis). Mula-mula manusia mengikuti civitas diaboli, tetapi kemudia
akan mengikuti dan tegak dalam civitas dei.
Paham fatum yunani(siclis) mempengaruhi pandangan
sejarah Agustinus. Terutama tentang fatum atau nasib, kadar terdapat dalam
pandangannya, tetapi fatum bukanlah menjadi kekuatan tunggal yang berasal dari
hukum alam, melainkan kehendak Tuhan.
3.Teori Progresif-Linear Menurut Ibnu Khaldun
(1332-1406 M)
Kalau pandangan sejarah menurut santo Agustinus
berdasarkan kehendak Tuhhan, maka menurut Ibnu khaldum bahwa sejarah adalah
berdasarkan pada kenyataan. Dan tujuan sejarah adalah agar manusia sadar akan
perubahan masyarakat.
Menurut Ibnu Khaldun, bahwa seluruh peristiwa dalam
panggung sejarah kemanusiaan itu adalah suatu garis menaik dan meningkat ke
arah kemajuan dan kesempurnaan. Pencetus teori progresif-linear ini memandang,
bahwa sejarah berlangsung dalam suatu garis linear yang menuju ke progres dan
profeksi, dengan indikatornya adalah peristiwa/fakta-fakta sejarah sebagai
hasil perbuatan manusia yang mengandung nilai-nilai kesejarahan.
Sedangkan teorinya tentang Ashabyah atau perasaan
cinta golongan atau perasaan bermasyarakat, menurutnya bahwa solidaritas sosial
muncul karena mengutamakan sebagai akhlak/moral dan menempatkan orang pada
peranan yang tepat serta pengaruh faktor geneologis atau keturunan.
Kegunaan Sejarah
A.KEGUNAAN EDUKATIF
Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah di lakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang di alaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Dengan belajar sejarah seseorang akan senantiasa berdialog anatara masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang.
B.KEGUNAAN INSPIRATIF
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca dan pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun dalam upaya mnumbuhkan harga diri bangsa.
C.KEGUNAAN REKREATIF
Sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media hiburan yang rekreatif.
D.KEGUNAAN INSTRUKTIF
Kegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil penelitian sejarah yang menyangkut penemuan-penemuan teknik sepanjang sejarah kehidupan manusia, dimana sejarah masing-masing penemuan tersebut diperlukan bagi usaha menjelaskan prinsip-prinsip kerja teknik-teknik tertentu dalam masa setelahnya.
Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah di lakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang di alaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Dengan belajar sejarah seseorang akan senantiasa berdialog anatara masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang.
B.KEGUNAAN INSPIRATIF
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca dan pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun dalam upaya mnumbuhkan harga diri bangsa.
C.KEGUNAAN REKREATIF
Sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media hiburan yang rekreatif.
D.KEGUNAAN INSTRUKTIF
Kegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil penelitian sejarah yang menyangkut penemuan-penemuan teknik sepanjang sejarah kehidupan manusia, dimana sejarah masing-masing penemuan tersebut diperlukan bagi usaha menjelaskan prinsip-prinsip kerja teknik-teknik tertentu dalam masa setelahnya.
Kesimpulan
Kata Sejarah
berasal dari bahasa Arab,yaitu Syajaratun. Kata ini mulanya dihubungkan dengan
istilah raja-raja dan dinasti yang menjadi elemen utama dalam kisah sejarah
pada masa awal. Setiap bangsa mempunyai kata yang mengandumg arti
“sejarah”.Dalan bahasa Inggris sejarah di sebut ‘history’.
Menurut Kuntowijoyo Sejarah menyuguhkan fakta secara diakronois,ideografis,unik,dan empiris
pada pengalaman.Sejarah itu diakronis karena sejarah memanjang dalam
waktu.Sejarah bersifat ideografis karena sejarah itu menngambarkan,memaparkan,dan
menceritakan sesuatu. Sejarah bersifat unik karena sejarah melakukan penelitian
tentang hal-halyang unik dan secara khashanya berlaku pada sutu tempat dan
waktu tertentu. Selain itu sejarah juga bersifat empiris. Artinya sejarah
bersandar manusia yang sesungguhnya.
Fungsi atau tujuan Sejarah terbagi dua yaitu,Fungsi Intrinsik :Sejarah sebagai ilmu,
Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau,Sejarah sebagai pernyataan pendapat,
Sejarah sebagai profesi.Fungsi ektrinsik:Sebagai pendidikan penalaran,Sebagai pendidikan politik,sebagai pendidikan perubahan,dan nilai-nilai universal.sedangkan guna sejarah terbagi menjadi empat yaitu, guna edukatif,guna instruktif,guna inspiratif dan guna rekreatif.
Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau,Sejarah sebagai pernyataan pendapat,
Sejarah sebagai profesi.Fungsi ektrinsik:Sebagai pendidikan penalaran,Sebagai pendidikan politik,sebagai pendidikan perubahan,dan nilai-nilai universal.sedangkan guna sejarah terbagi menjadi empat yaitu, guna edukatif,guna instruktif,guna inspiratif dan guna rekreatif.
Nilai-nilai yang dapat kita ambil dari mempelajari sejarah yaitu nilai
sosial. Nilai budaya adalah dengan mempelajari sejarah kita dapat menetahui
arti penting sejarah dan fungsi sejarah yang dapat diterapkan dalam kehidupan
nermasyarakat.
Jika teman ingin melihat lampiran pertanyan seputar materi di atas silahkan klik di sini
Daftar Pustaka
Alfian,Magdalia.Nurliana,Nana Soeyono.Sudarini,Suhartono.2003.Sejarah untuk SMA kelas X. Jakarta
:Erlangga
Djaja,Wahyudi.2012.Sejarah
kelas x semester I.Klaten:Intan Pariwara
Dr. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.http://agondkd.blog.com/2010/12/14/sejarah-dalam-pengertian-dan-kegunaannya-sebagai-ilmu/ dilihat pada tanggal 15 oktober 2012 pukul 20.19 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar