Pemerintahan Banu Umayyah (661-750 M)
Dengan meninggalnya
‘Ali maka dapat dikatakan kekuasaan berada ditangan Mu’awiyah sepenuhnya, dan
mulailah pemerintahan Banu Umayyah. Sementara itu golongan Syi’ah tetap tidak
mengakuinya. Mereka mengangkat anak ‘Ali yaitu Hasan sebagai khalifah pengganti
ayahnya. Tetapi Hasan sendiri nampaknya tidak begitu menghargai kedudukannya
dan menyerahkannya pada Mu’awiyah.
Pemerintahan Mu’awiyah berlangsung
lancar. Ia kemudian memindahkan ibukota yaitu dari Kufa ke Damasyik dengan
alasan terlalu banyak orang Syi’ah di Kufa. Mu’awiyah terkenal sebagai orang
yang sungguh-sungguh dan cakap dalam memerintah, namun menjelang waktu
meninggalnya ia mengambil keputusan yang salah. Ia mengankat anaknya sendiri,
Yazid, sebagai penggantinya menjadi khalifah
dan ini menimbulkan perang saudara. Mu’awiyah kemudian membujuk Mekkah
dan Madinah untuk menyetujui keputusannya itu namun gagal. Akhirnya dengan
kekuatan senjata Ia memaksakan juga maksudnya sehingga Ia berpulang dalam tahun
680 M.
Dua golongan yang menentang Yazid
adalah :
Ø
golongan Syi’ah
dibawah pimpinan Husain (anak Ali)
Guna menyusun perlawanan, Husain menuju ke Kufa akan tetapi
di Kerbela Ia dicegat oleh tentara Umayyah dan terjadi peperangan sehingga
Husai gugur.Dengan gugrnya Husain maka dalam prakteknya sudah patah perlawanan
kaum Syi’ah.
Ø
golongan Ashab dibawah
pimpinan ‘Abdullah ibn Zubair
setelah perlawanan kaum Syi’ah bisa dipatahkan, tinggalah
‘Abdullah ibn Zubair di mekah yang akan dihadapi Yazid. Ia membawa tentaranya
ke Mekkah. Dalam pertempuran itu ‘Abdullah ibn Zubair terdesak dan bersembunyi
di Ka’bah. Namun Yazid tidak segan-segan ingin membakar Ka’bah namun ia
tiba-tiba meninggal. Sehingga ‘Abdullah ibn Zubair lah yang kini berkuasa penuh
dan dianggap sebagai khalifah di Mekkah dan Madinah.
Kaum Umayyah belum
berputus asa. Dibawah pemimpin mereka yang baru mereka menyerang Mekkah. Dalam
pertempuran ini ‘Abdullah ibn Zubair gugur sengga kaum Umayyah memegang hak
kuasa penuh. Pemerintahan Umayyah berlangsung sampai tahun 750 M. Didalam masa
ini timbulah kebudayaan Islam yang sebenarnaya.
Dalam menghadapi
berbagai macam kebudayaan yang jauh lebih tinggi dan lebih tua dari
kebudayaannya Islam bersikap sangat lapang sehingga dapat menerima
sebanyak-banyaknya sehingga timbulah kebudayaan yang tinggi sekali
tinggkatnyadan segera berkembang menjadi kebudayaan dunia.
Dalam pemerintahan
Umayyah dapatlah dicatat peristiwa-peristiwa berikut :
Ø
kedudukan khalifah
menjadi turun-temurun
Sejak Mu’awiyah mengangkat anaknya sendiri menjadi
khalifah, maka kedudukan ini menjadi suatu jabatan yang turun menurun dan
terbatas kepada satu lingkungan keluarga saja. Dengan kemawahan dan kebesaran
peradaban seperti raja-raja kuno dan rumah tangga menjadi seprti rajanya saja.
Ø
Perluasan daerah
Daerah Islam sangat diperluas. Di timur sampai Afganistan
dan Panjab, di utara sampai ke Turkestan dan Asia kecil, di barat sampai ke
Spanyol.
Ø
Pemisahan kekuasaan
kenegaraan dan kekuasaan keagamaan
Bagi banyak orang, terutama kaum Orthodox, para khalifah Banu
Umayyah lebih-lebih dianggap sebagai ‘Amir. Memang kenyataannya Ialah bahwa
mereka mengutamakan politik dan kenegaraan dari pada agama. Sering kali timbul
pertentangan antara Khalifah dan para Ulama. Lambat laun seakan-seakan terdapat
pemisahan yang nyata antara kekuasan kenegaraan (khalifah) dan kekuasaan
keagamaan ( Ulama)
Ø
Terkumpulnya
kitab-kitab hadist
Dalam tahun 750 M
terjadilah suatu bencana yang melenyapkan kedudukan Banu Umayyah.jatuh
pemerintahan Banu Umayyah memang sudah dapat diramalkan meskipun
perlawanan-perlawanan dengan jalan kekerasan sudah dapat ditindas, tetapi
sebenar masih ada gerakan yang merupakan api dalam sekam yang setip saat dapat
menyala kembali.
Pemberontakan terhadap
Banu Umayyah ini di lakukan oleh kaum ‘Abbasiah, para keturunan ‘Abbas paman
nabi. Dengan suatu tipu muslihat saja hampir seluruh keluarga Umayyah dapat
binasakan. Hanya beberapa orang sajalah yang dapat meloloskan diri lolos ke
Spanyol, diantaranya seorang yang menjadi tokoh penting ialah ‘Abd-ar-Rahman.
Di Spanyol dengan berpusat di Cordoba Ia dapat menghidupkan kembali kekuasaan
dan kebesaran kaum Umayyah yang berlangsung sampai tahun 1492 M.
Masa Spanyol dalam
sejarah Islam ini sangat besar artinya bagi perkembangan kebudayaan Eropa Barat
nantinya oleh karena semasa itu hidup dan memuncaklah seni, ilmu, dan filsafat
dari Yunani dan Romawi yang telah dan dijadikan milik orang Islam. Islam yang
menghubungkan peradaban klasik dengan peradaban Eropa Barat kemudian.
Pemerintahan Banu ‘Abbasiyah (750-1258 M)
Ketika menggulingkan
pemerintahan Umayyah, kaum ‘Abbasiyah mendapat bantuan besar sekali dari
golongan Syi’ah,. Akan tetapi setelah takhta khalifah tidak diperuntukan bagi
orang Syi’ah, bantuan itu berbalik menjadi perlawanan yang tidak kalah menyulitkan dari perlawanann mereka terhadap Banu
Umayyah. Bahkan masih pada masa permulaan kekuasaan ‘Abbasiyah, golongan Syi’ah
sudah mendirikan kerajaan sendiri di Afrika Utara dan kaum Fatimiyah melepaskan
Mesir dari kekuasaan ‘Abbasiyah.
Pemerintahan ‘Abbasiyah
yang yang berpusat di Bagdad itu merupakan zaman emas bagi dalam sejarah Islam.
Seni, ilmu dan filsafat dari Iran, India, dan Yunani diselidiki diterjemahkan
dan diolah untuk kemudian dikembangkan sebagai hasil peradaban Islam. Dalam hal
agama dan bahasa, peradaban ‘Abbasiyah sudah tidak lagi menampakan corak
Arabnya. Seakan-akan hidup kembali kerajaan kuno Persia dengan segala kemewahan
dan segala kebesaran raja-rajanya.
Waktu kekuasaan ‘Abbasiyah yang 500
tahun lamanya itu dapat dibagi menjadi empat masa yaitu :
1.
750-861 M
Para khalifah adalah
tokoh-tokoh yang kuat dan cakap. Diantaranya menjadi sangat terkenak adalah
Khalifah Harun Al-Rasyid yang dihubungkan dengan cerita ‘Alf laila wa laila’
(1001 malam) dan anaknya Khalifah Al-Ma’mun.
2.
861- 945 M
Khalifah yang lemah
dan kurang cakap. Mereka tenggelam dalam kemewahan. Olehkarena itu mereka
memerlukan tangan besi, mereka sering mengerahkan tentara-tentara sewaan dari
Turki yang terkenal sebagai prajurit-prajurit utama. Sehingga oarang Turki ini
menjadi pengawal pribadi Khalifah di Istana. Oleh karena Khalifah sendiri tidak
berbuat sesuat apa, maka dalam ptrateknya kekuasaan sepenuhya jatuh dalam
tangan kepala-kepala barisan perlawan itu, yang menamakan diri ‘Amir-al-Umara’
yaitu Amir dari para Amir.
3.
945-1055 M
Timbulnya suku Buyia yang berasal dari Persia, menjadi
kepala pemerintahan. Khalifah hanya dalam nama saja masih memerintah.
4.
1055- 1258 M
Timbulnya bangsa
Seldsyuk, campuran Turki dan Mongol sebagai pemegang kekuasaan. Dengan gelar Sultan (artinya pemegang kekuasaan).
Dalam masa yang hampir mendekati keruntuhan ini ilmu dan tasawwuf mengalami
kejayaan. Seorang wazir, Nizam al-Mulk mendirikan perguruna tinggi di Bagdad
yang menjadi pusat ilmu pengetahuan. Salah seorang guru besarnya ialah Imam
al-Gazali, yang merupakan penegak tasawwuf dalamIslam yang Mahsyur di dunia.
Dalam
tahun 1258 M Bagdad diserbu dan diratakan dengan tanah oleh orang-orang Mongol dibawah pimpinan
Hulagu sedangkan keluarga ‘Abbasiyah dimusnakan. Dengan jatuhnya Bagdad maka
sebenarnya habislah riwat gemilang dari sejarah Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar