Blogger Widgets
Happy Cute Box Dog

Senin, 19 Mei 2014

Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


Pemerintahan Banu Umayyah (661-750 M)
Dengan meninggalnya ‘Ali maka dapat dikatakan kekuasaan berada ditangan Mu’awiyah sepenuhnya, dan mulailah pemerintahan Banu Umayyah. Sementara itu golongan Syi’ah tetap tidak mengakuinya. Mereka mengangkat anak ‘Ali yaitu Hasan sebagai khalifah pengganti ayahnya. Tetapi Hasan sendiri nampaknya tidak begitu menghargai kedudukannya dan menyerahkannya pada Mu’awiyah.
            Pemerintahan Mu’awiyah berlangsung lancar. Ia kemudian memindahkan ibukota yaitu dari Kufa ke Damasyik dengan alasan terlalu banyak orang Syi’ah di Kufa. Mu’awiyah terkenal sebagai orang yang sungguh-sungguh dan cakap dalam memerintah, namun menjelang waktu meninggalnya ia mengambil keputusan yang salah. Ia mengankat anaknya sendiri, Yazid, sebagai penggantinya menjadi khalifah  dan ini menimbulkan perang saudara. Mu’awiyah kemudian membujuk Mekkah dan Madinah untuk menyetujui keputusannya itu namun gagal. Akhirnya dengan kekuatan senjata Ia memaksakan juga maksudnya sehingga Ia berpulang dalam tahun 680 M.
            Dua golongan yang menentang Yazid adalah :
Ø  golongan Syi’ah dibawah pimpinan Husain (anak Ali)
Guna menyusun perlawanan, Husain menuju ke Kufa akan tetapi di Kerbela Ia dicegat oleh tentara Umayyah dan terjadi peperangan sehingga Husai gugur.Dengan gugrnya Husain maka dalam prakteknya sudah patah perlawanan kaum Syi’ah.
  
Ø  golongan Ashab dibawah pimpinan ‘Abdullah ibn Zubair
setelah perlawanan kaum Syi’ah bisa dipatahkan, tinggalah ‘Abdullah ibn Zubair di mekah yang akan dihadapi Yazid. Ia membawa tentaranya ke Mekkah. Dalam pertempuran itu ‘Abdullah ibn Zubair terdesak dan bersembunyi di Ka’bah. Namun Yazid tidak segan-segan ingin membakar Ka’bah namun ia tiba-tiba meninggal. Sehingga ‘Abdullah ibn Zubair lah yang kini berkuasa penuh dan dianggap sebagai khalifah di Mekkah dan Madinah.
Kaum Umayyah belum berputus asa. Dibawah pemimpin mereka yang baru mereka menyerang Mekkah. Dalam pertempuran ini ‘Abdullah ibn Zubair gugur sengga kaum Umayyah memegang hak kuasa penuh. Pemerintahan Umayyah berlangsung sampai tahun 750 M. Didalam masa ini timbulah kebudayaan Islam yang sebenarnaya.
Dalam menghadapi berbagai macam kebudayaan yang jauh lebih tinggi dan lebih tua dari kebudayaannya Islam bersikap sangat lapang sehingga dapat menerima sebanyak-banyaknya sehingga timbulah kebudayaan yang tinggi sekali tinggkatnyadan segera berkembang menjadi kebudayaan dunia.
Dalam pemerintahan Umayyah dapatlah dicatat peristiwa-peristiwa berikut :

Ø  kedudukan khalifah menjadi turun-temurun
Sejak Mu’awiyah mengangkat anaknya sendiri menjadi khalifah, maka kedudukan ini menjadi suatu jabatan yang turun menurun dan terbatas kepada satu lingkungan keluarga saja. Dengan kemawahan dan kebesaran peradaban seperti raja-raja kuno dan rumah tangga menjadi seprti rajanya saja.

Ø  Perluasan daerah
Daerah Islam sangat diperluas. Di timur sampai Afganistan dan Panjab, di utara sampai ke Turkestan dan Asia kecil, di barat sampai ke Spanyol.

Ø  Pemisahan kekuasaan kenegaraan dan kekuasaan keagamaan
Bagi banyak orang, terutama kaum Orthodox, para khalifah Banu Umayyah lebih-lebih dianggap sebagai ‘Amir. Memang kenyataannya Ialah bahwa mereka mengutamakan politik dan kenegaraan dari pada agama. Sering kali timbul pertentangan antara Khalifah dan para Ulama. Lambat laun seakan-seakan terdapat pemisahan yang nyata antara kekuasan kenegaraan (khalifah) dan kekuasaan keagamaan ( Ulama)

Ø  Terkumpulnya kitab-kitab hadist
Dalam tahun 750 M terjadilah suatu bencana yang melenyapkan kedudukan Banu Umayyah.jatuh pemerintahan Banu Umayyah memang sudah dapat diramalkan meskipun perlawanan-perlawanan dengan jalan kekerasan sudah dapat ditindas, tetapi sebenar masih ada gerakan yang merupakan api dalam sekam yang setip saat dapat menyala kembali.
Pemberontakan terhadap Banu Umayyah ini di lakukan oleh kaum ‘Abbasiah, para keturunan ‘Abbas paman nabi. Dengan suatu tipu muslihat saja hampir seluruh keluarga Umayyah dapat binasakan. Hanya beberapa orang sajalah yang dapat meloloskan diri lolos ke Spanyol, diantaranya seorang yang menjadi tokoh penting ialah ‘Abd-ar-Rahman. Di Spanyol dengan berpusat di Cordoba Ia dapat menghidupkan kembali kekuasaan dan kebesaran kaum Umayyah yang berlangsung sampai tahun 1492 M. 
Masa Spanyol dalam sejarah Islam ini sangat besar artinya bagi perkembangan kebudayaan Eropa Barat nantinya oleh karena semasa itu hidup dan memuncaklah seni, ilmu, dan filsafat dari Yunani dan Romawi yang telah dan dijadikan milik orang Islam. Islam yang menghubungkan peradaban klasik dengan peradaban Eropa Barat kemudian. 
Pemerintahan Banu ‘Abbasiyah (750-1258 M)
Ketika menggulingkan pemerintahan Umayyah, kaum ‘Abbasiyah mendapat bantuan besar sekali dari golongan Syi’ah,. Akan tetapi setelah takhta khalifah tidak diperuntukan bagi orang Syi’ah, bantuan itu berbalik menjadi perlawanan yang tidak kalah menyulitkan  dari perlawanann mereka terhadap Banu Umayyah. Bahkan masih pada masa permulaan kekuasaan ‘Abbasiyah, golongan Syi’ah sudah mendirikan kerajaan sendiri di Afrika Utara dan kaum Fatimiyah melepaskan Mesir dari kekuasaan ‘Abbasiyah.
Pemerintahan ‘Abbasiyah yang yang berpusat di Bagdad itu merupakan zaman emas bagi dalam sejarah Islam. Seni, ilmu dan filsafat dari Iran, India, dan Yunani diselidiki diterjemahkan dan diolah untuk kemudian dikembangkan sebagai hasil peradaban Islam. Dalam hal agama dan bahasa, peradaban ‘Abbasiyah sudah tidak lagi menampakan corak Arabnya. Seakan-akan hidup kembali kerajaan kuno Persia dengan segala kemewahan dan segala kebesaran raja-rajanya.
            Waktu kekuasaan ‘Abbasiyah yang 500 tahun lamanya itu dapat dibagi menjadi empat masa yaitu :
1.      750-861 M
Para khalifah adalah tokoh-tokoh yang kuat dan cakap. Diantaranya menjadi sangat terkenak adalah Khalifah Harun Al-Rasyid yang dihubungkan dengan cerita ‘Alf laila wa laila’ (1001 malam) dan anaknya Khalifah Al-Ma’mun.

2.      861- 945 M
Khalifah yang lemah dan kurang cakap. Mereka tenggelam dalam kemewahan. Olehkarena itu mereka memerlukan tangan besi, mereka sering mengerahkan tentara-tentara sewaan dari Turki yang terkenal sebagai prajurit-prajurit utama. Sehingga oarang Turki ini menjadi pengawal pribadi Khalifah di Istana. Oleh karena Khalifah sendiri tidak berbuat sesuat apa, maka dalam ptrateknya kekuasaan sepenuhya jatuh dalam tangan kepala-kepala barisan perlawan itu, yang menamakan diri ‘Amir-al-Umara’ yaitu Amir dari para Amir.

3.      945-1055 M
Timbulnya suku Buyia yang berasal dari Persia, menjadi kepala pemerintahan. Khalifah hanya dalam nama saja masih memerintah.

4.      1055- 1258 M
Timbulnya bangsa Seldsyuk, campuran Turki dan Mongol sebagai pemegang kekuasaan. Dengan gelar Sultan (artinya pemegang kekuasaan). Dalam masa yang hampir mendekati keruntuhan ini ilmu dan tasawwuf mengalami kejayaan. Seorang wazir, Nizam al-Mulk mendirikan perguruna tinggi di Bagdad yang menjadi pusat ilmu pengetahuan. Salah seorang guru besarnya ialah Imam al-Gazali, yang merupakan penegak tasawwuf dalamIslam yang Mahsyur di dunia.
           Dalam tahun 1258 M Bagdad diserbu dan diratakan dengan tanah  oleh orang-orang Mongol dibawah pimpinan Hulagu sedangkan keluarga ‘Abbasiyah dimusnakan. Dengan jatuhnya Bagdad maka sebenarnya habislah riwat gemilang dari sejarah Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar